-->

Dengarkan Musik. Klik

MODEL PEMBELAJARAN CONSEPT SENTENCE

Model consept sentence prosedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tiap kelompok membuat kalimat berdasarkan kata kunci, presentasi.

Time Token Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan (Arebds, 1998: 2)

Kiranawati (2007:8) mendefinisikan consept sentence merupakan model pembelajaran yang menekankan pada siswa dibentuk kelompok heterogen kemudian setiap kelompok yang sudah dibentuk masing-masing membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan.

Erman (2009:5) memberi definisi model consept sentence adalah model pembelajaran dengan cara siswa dibentuk berkelompok dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan oleh guru.

(Herdiyan, 2009:10) memberikan definisi odel consept sentence prosedurnya adalah model pembelajaran dengan penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tiap kelompok membuat beberapa kalimat berdasarkan kata kunci, presentasi .

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan model consept sentence adalah model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya siswa dibentuk berkelompok, kemudian tiap kelompok membuat atau menentukan minimal 4 kata kunci, setelah menentukan kata kunci kemudian siswa membuat kalimat berdasarkan kata kunci yang sudah disiapkan.


Konsep Dasar

Model pembelajaran concept sentence didasarkan pada teori behavioristik dan teori perkembangan kognitif siswa. Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Salah satu tokoh aliran behavioristik yaitu Skinner menjelaskan bahwa dalam konsep belajar hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi merupakan akibat yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku.

Stimulus-stimulus yang diberikan kepada seseorang akan saling berinteraksi dan interaksi antara stimulus-stimulus tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan. Faktor yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement).

Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon (Budiningsih, 2005:20). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga jika penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan. Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun bedanya apabila penguat positif itu ditambah, sedangkan penguat negatif dikurangi untuk memperkuat respon.

Teori belajar behavioristik adalah teori perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Teori ini mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Teori ini mendukung pembelajaran dengan menggunakan model concept sentence berbantuan flash card karena siswa akan dirangsang dengan kartu bergambar yang berisi kata kunci dan menghasilkan tulisan deskripsi sebagai respon.

Sedangkan menurut teori perkembangan kognitif, seseorang membangun kemampuan kognitif melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Terdapat empat periode perkembangan kognitif yang dilalui siswa yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), pra-operasional (2-6 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (12 tahun ke atas). Berdasarkan tahapan tersebut, siswa kelas II sekolah dasar yang rata-rata berumur antara 6 hingga 8 tahun berada pada tahap operasional konkret. Siswa yang berada pada tahap operasional konkret mempunyai cara berpikir yang masih konkret dan belum mampu menangkap abstrak.

Proses berpikir siswa dalam mengerjakan tugas didasarkan pada manipulasi objek-objek dan pengalaman-pengalaman yang pernah dialami. Selain itu, siswa kelas II termasuk kategori siswa kelas rendah yang memiliki kegemaran untuk meniru dan bermain. Oleh karena itu, model concept sentence berbantuan flash card ini berusaha untuk membuat materi pelajaran menjadi nyata dan menarik bagi siswa. Media flash card yang digunakan juga dibuat dengan ukuran yang mudah dipegang sehingga tampak seperti permainan bagi siswa. Dalam menulis deskripsi, guru juga membimbing siswa agar dapat menulis deskripsi makhluk hidup dengan tepat.

Concept sentence adalah suatu teknik atau variasi dari cooperative learning yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin dari The John Hopkins University. Concept diartikan sebagai konsep. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret atau gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa.

Konsep juga bisa diartikan sebagai kunci. Sedangkan sentence adalah kalimat. Kalimat berarti kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan atau satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa (KBBI, 2000: 494). Model pembelajaran concept sentence adalah model yang menekankan pada siswa dibentuk kelompok kemudian di setiap kelompok membuat beberapa kalimat berdasarkan kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan (Kiranawati, 2008). Model ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran bahasa karena dapat menambah kosakata baru bagi siswa.

Dalam pembelajaran menggunakan concept sentence, siswa akan diberikan sebuah kata kunci yang kemudian akan dikembangkan menjadi beberapa kalimat dengan pembimbingan guru. Suyatno (2004:73) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kata kunci bertujuan agar siswa dapat menentukan kata yang dapat mewakili isi bacaan atau isi tulisan. Saat diberikan satu lembar tulisan, siswa dapat memakai tulisan tersebut dengan minimal lima kata. Misal, setelah diberikan kata kucing, siswa langsung menulis kata binatang, berbulu, berekor, lucu, buas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok.

Ciri umum model concept sentence adalah penyajian dengan kata-kata kunci. Kata-kata kunci yang diberikan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Adapun tujuan model pembelajaran diterapkan dalam pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Tanpa model pembelajaran yang nyata, guru sering kali mengembangkan pola yang hanya didasarkan pada masa lalu dan intuisinya sehingga konsep materi pembelajaran yang akan disampaikan tidak tersalurkan dengan maksimal dan siswa sulit memahaminya.

Sintaks Model Pembelajaran Concept Sentence

Langkah- langkah :
Menurut Suprijono (2009:132) adalah sebagai berikut.
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
  2. Guru menyampaikan materi secukupnya.
  3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
  4. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
  5. Tiap kelompok membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci.
  6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh guru.


Kesimpulan.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model Concept Sentence adalah model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya siswa dibentuk berkelompok, kemudia tiap kelompok membuat atau menentukan minimal 4 kata kunci, setelah menentukan kata kunci kemudian siswa membuat kalimat berdasarkan kata kunci tersebut.

Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan yang akan dilakukan secara garis besar adalah pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung. Pada tahap ini dilakukan tiga tahap proses belajar mengajar, yaitu apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi.

Dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan model pembelajaran concept sentence dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.


  1. Guru pertama kali mengondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran, kemudian saling tanya jawab tentang pengalaman siswa yang berhubungan dengan karangan deskripsi dan teknik pengamatan objek langsung, guru juga memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh dari pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  2. Tahap kedua adalah kegiatan inti pembelajaran. Tahap ini dimulai dengan guru menyajikan contoh karangan deskripsi yang sederhana untuk diamati oleh siswa.
  3. Siswa disuruh untuk berdikusi dengan teman satu bangkunya mengenai pengertian karangan deskripsi dan karakteristik karangan deskripsi.
  4. Guru dan siswa membahas bersama hasil diskusi tentang pengertian karangan deskripsi dan karakteristik karangan deskripsi.
  5. Guru menjelaskan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis karangan deskripsi, tentang kata kunci, dan tentang teknik pengamatan objek langsung.
  6. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-5 anak.
  7.  Guru dan siswa menentukan objek yang akan diamati.
  8. Siswa secara berkelompok mengamati objek secara langsung dan berdiskusi menentukan kata kunci berdasarkan objek tersebut, kemudian membuat beberapa kalimat dengan menggunakan kata kunci yang telah ditentukan sebelumnya. Secara berkelompok siswa mengembangkan kata kunci yang telah ditentukan menjadi kalimat-kalimat sederhana dan merangkai serta mengembangkan kalimat-kalimat sederhana yang telah dibuat menjadi sebuah karangan deskripsi yang utuh. Selanjutnya, perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil menulis karangan deskripsi yang telah mereka tulis ke depan kelas.
  9. Guru dan siswa membahas bersama hasil diskusi tentang menulis karangan deskripsi. Tahap yang terakhir yaitu penutup. Pada tahap ini guru dan siswa merefleksi hasil kegiatan pembelajaran dan guru menutup pembelajaran dengan salam.

Akhir kegiatan dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan kegiatan berupa tes yang telah dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran ini tidak hanya menilai hasil pekerjaan siswa saja dalam membuat karangan deskripsi akan tetapi keaktifan siswa berdiskusi dalam satu kelompok dan keaktifan siswa dalam bertanya juga dinilai. Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan karangan deskripsi yang telah mereka buat, selanjutnya guru memberikan penilaian. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber : https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/08/model-pembelajaran-concept-sentence/


Semoga bermanfaat

0 Response to "MODEL PEMBELAJARAN CONSEPT SENTENCE"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel