MATERI KELAS 5 PELAJARAN 7 : Mari Mengenal Rasul-Rasul Allah bagian 2
Materi kelas 5 Pelajaran 7 : Mari Mengenal Rasul-Rasul Allah
bila materi selanjutnya belum faham, silahkan Lihat lagi disini
selamat meanjutkan materinya
bila materi selanjutnya belum faham, silahkan Lihat lagi disini
selamat meanjutkan materinya
C. Rasul Ulul ‘Azmi
1. Apa yang Dimaksud dengan Rasul Ulul ‘Azmi?
Jawaban pertanyaan di atas adalah sebagai berikut. Ulul ’Azmi terdiri dari dua kata, yaitu Ulul dan al-Azmi. Ulul atau Ulu/Uli artinya mempunyai atau memiliki. Al-Azmi artinya teguh atau tekad yang kuat. Ulul ‘Azmi artinya memiliki keteguhan/tekad. Kalau disebut rasul Ulul ‘Azmi, maka artinya rasul yang memiliki keteguhan atau tekad. Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki keteguhan, tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat kuat, serta teguh dalam menjalankan tugasnya, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Allah Swt.
Rasul Ulul ‘Azmi itu adalah Nūh a.s., IbrāhIm a.s., Mūsā a.s., Isā a.s., dan Muhammad saw. Ayo, ikuti riwayat singkat para Rasul Ulul ‘Azmi berikut.
a. Nabi Nūh a.s. adalah keturunan kesepuluh dari Nabi Ādam a.s. Ia mengajak manusia agar menyembah Allah Swt. dan melarang memperhambakan diri kepada selain Allah Swt. Tetapi manusia di masa itu tidak mengacuhkan seruannya. Seruan Nabi Nūh a.s. itu mereka sambut dengan cemooh dan ejekan. Selama 950 tahun Nabi Nūh a.s. menyiarkan ajaran Allah Swt., tetapi umatnya tetap saja ingkar termasuk anaknya sendiri yang bernama Kan’ān. Akhirnya Tuhan menurunkan kepada mereka siksaan berupa banjir besar. Hanya sedikit orang yang selamat dari banjir besar. Mereka yang selamat adalah para pengikut Nūh a.s.
b. Nabi IbrāhIm a.s. adalah anak Azar tukang membuat patung-patung untuk dijadikan sesembahan. Nabi IbrāhIm a.s. hidup pada masa raja Namrud yang zalim, musyrik dan kufur. Nabi IbrāhIm a.s. mengajak raja Namrud dan kaumnya agar beriman dan menyembah Allah Swt. Ia ajak agar mereka meninggalkan menyembah berhala. Ada banyak kesabaran dan keteguhan Nabi IbrāhIm a.s. yang dapat kita ketahui lebih lanjut. Karena ketaatan Nabi IbrāhIm kepada Allah Swt., maka doanya dikabulkan.
c. Nabi Mūsā a.s. adalah putra Imrān, keturunan Bani Israil. Ia hidup pada masa raja Firaun yang sangat zalim, mengaku dirinya Tuhan. Siapa yang tidak mau menuhankannya, maka orang itu akan dibunuh. Nabi Mūsā a.s. terus saja menyebarkan ajaran Allah Swt. kepada kaum Bani Israil seraya berdoa agar diberi kawan yang membantunya. Akhirnya diberilah Harun saudaranya yang membantu dakwahnya. Doa Nabi Mūsā a.s. dikabulkan Allah Swt., maka Nabi Hārūn a.s. diangkat Allah Swt. menjadi Rasul.
d. Nabi Isā a.s. adalah putra Maryam. Dengan kekuasaan Allah Swt. beliau dilahirkan dengan perantaraan ibu saja. Keajaiban kelahiran ini menjadi ujian kepada manusia, percaya atau tidak kepada kekuasaan Allah Swt. Nabi Isā a.s. dalam menjalankan dakwahnya, diancam dan direncanakan untuk dibunuh dengan cara disalib. Namun Allah Swt. menyelamatkan Nabi Isā a.s. dengan cara diangkatkan ke alam ghaib (mi’raj).
Ternyata yang terbunuh adalah orang yang menyerupai Nabi Isā a.s. yaitu Yahuza (Iskariot). Lihat Q.S. an-Nisa/4: 157: “... tidaklah mereka membunuh dan menyalib Isa, hanya orang yang diserupakan Allah dengan Isā a.s. yang tersalib.”
Sejak usia muda, Nabi Muhammad saw. terkenal jujur, tabah, sabar, bertanggung jawab, dan pekerja keras sehingga diberi julukan “al Amin” artinya terpercaya. Setelah diangkat menjadi rasul, beliau tak henti-hentinya berdakwah mengajak umat manusia menyembah Allah Swt. dan meninggalkan kemusyrikan yaitu penyembahan terhadap berhala. Dalam menyiarkan agama Allah Swt., Nabi Muhammad saw. sering dihadang, bahkan diancam akan dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy. Abu Jahal adalah orang yang paling membencinya. Pernah ketika Nabi Muhammad saw. sedang beribadah, Abu Jahal dan komplotannya datang sengaja mengotorinya dengan najis. Namun Nabi Muhammad saw. hanya berdoa kepada Allah Swt.: “Ya Tuhan kepada Engkau aku menyerahkan kaum Quraisy”. Doa ini berulang-ulang beliau baca.
Dari peristiwa itu, Nabi Muhammad saw. bukanlah sosok manusia pendendam, tidak membalas kejahatan Abu Jahal dan kawan-kawannya dengan tindakan yang sama, cukup menyerahkan persoalannya kepada Allah Swt. Selain jujur dan pemaaf, Nabi Muhammad saw. sangat menyayangi anak yatim. Nabi pernah mengatakan: “ Barangsiapa yang memelihara dan mengasuh anak yatim dengan sebaik-baiknya, kelak mereka akan masuk surga, dan tempatnya berdekatan denganku.
Hal ini diisyaratkan Nabi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya yang berdekatan dan tidak terhalang apa pun”. Begitulah kepedulian Nabi Muhammad saw. kepada umatnya. Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad saw., dialah nabi dan rasul penutup, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya. Karena Nabi Muhammad saw. sebagai penutup, maka sering disebut dengan istilah khatamul anbiya artinya penutup atau penghabisan para nabi dan rasul.
E. Sikap Terpuji Para Rasul dan Rasul Ulul ‘Azmi
Materi Selanjutnya adalah sifat terpuji Rasul Ulul Azmi. Klik Lanjutkan...
Semoga Bermanfaat!
Semoga Bermanfaat!
0 Response to "MATERI KELAS 5 PELAJARAN 7 : Mari Mengenal Rasul-Rasul Allah bagian 2"
Posting Komentar